“Istriku, diriku memang tak sempurna.”
Dalam kisah syafa’atul uzhma (syafa’at besar yang akan diberikan pada hari kiamat), dapat kita ambil pelajaran sebab para nabi enggan meminta syafa’at untuk umatnya karena merasa punya salah.
1- Nabi Adam pernah melanggar pohon larangan.
2- Nabi Nuh, ia memiliki doa yang mustajab yang ia gunakan untuk mendoakan jelek kaumnya.
3- Nabi Ibrahim pernah berbohong tiga kali.
4- Nabi Musa membunuh satu jiwa yang tidak halal untuk dibunuh.
5- Nabi Isa mengaku punya salah namun ia tidak menyebutkan kesalahannya.
* HR. Bukhari dan Muslim dalam hadits yang panjang.
Lihatlah para nabi besar punya salah. APALAGI KITA-KITA. Begitu pula orang dekat kita, pasti ada kekurangan dan keleliruan.
“Tak ada gading yang tak retak.”
Tugas kita tetap saling menasihati dalam kebaikan dan mengingatkan ketika keliru antara orang dekat, antara pasangan suami-istri, antara shahib dan kawan. Kita sendiri tidak sempurna, begitu pula orang lain.
Sama seperti kita menyikapi ulama, wali Allah, orang shalih, para ulama, para da’i dan ustadz-ustadz kita. Mereka pun tak lepas dari kekurangan dan ketidaksempurnaan.
Kesempurnaan hanya milik Sang Khaliq, Allah Jalla wa ‘Ala.
Aku sebagai suami, memang tak sempurna …
Maafkan diriku yah sayang … I miss you.
* Untuk istriku …
Dari suamimu yang penuh kekurangan.
Baca juga: Suami Harus Sabar Menghadapi Istri
Menanti mentari pagi, 16 Safar 1437 H di Bumi Sekar, Gunung Selatan
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumasyho.Com